Kotler (2002) menawarkan definisi
dari social marketing (Kotler, 2002: 5) :
Social marketing merupakan
penggunaan prinsip-prinsip dan teknik-teknik pemasaran dalam mempengaruhi
target audience agar secara suka rela menerima (accept), menolak (reject),
merubah (modify) dan meninggalkan (abandon) sebuah perilaku demi keuntungan
individu, kelompok serta masyarakat sebagai sebuah kesatuan.
Poin penting dari social marketing adalah (Kotler, 2002: 5).
1.
Suka rela (tidak ada
hegemoni/kapitalis yang memaksakan). Salah satu tantangan terbesar dari
pelaksanaan social marketing adalah perubahan perilaku secara suka rela.
2.
penerimaan, penolakan, perubahan dan
meninggalkan perilaku
Agen perubahan (social marketer)
berharap target audience melakukan satu dari empat hal:
a.
menerima perilaku yang baru
b.
menolak perilaku lain yang potensial
c.
merubah perilaku sebelumnya
d.
meninggalkan perilaku yang lama
dilakukan.
3.
keuntungan berada pada individu,
kelompok atau masyarakat
Tidak seperti sektor pemasaran
komersil, dimana keuntungan utama diraih oleh korporasi atau pemegang kuasa
(stake holder). Keuntungan dalam konsep social marketing ditujukan pada
individu, kelompok dan masyarakat sebagai satu kesatuan.
4.
Berbeda dengan pemasaran sektor
komersil yang menjual barang dan jasa, social marketer menjual perubahan
perilaku.
Perbedaan dengan sektor pemasaran
komersil (2002: 10):
a. Produk
Produk yang dijual pada sosial marketing berupaya
menjual perubahan perilaku sedangkan commericial marketing produk utamanya
menjual barang dan jasa secara.
b. Tujuan
Dalam sektor commercial marketing, tujuan utamanya
ialah peningkatan finansial bagi marketer. Pada sosial marketing bertujuan peningkatan
individu atau sosial.
c. Kompetitor
Secara teknis keduanya memiliki kompetitor. Hanya pada
commercial marketing kompetitornya ialah organisasi lain yang menawarkan barang
dan jasa yang sama sedang social marketing lebih kepada perilaku sebelumnya
(yang ingin diubah) ataupun perilaku lain yang lebih disukai. Kemudian adanya
perasaan "senang" dan keuntungan melakukan "perilaku"
sebelumnya.
d. Segmentasi
Segementasi pada commercial marketing lebih terarah
pada Kelompok/individu yang mampu meningkatkan penjualan produk. Sosial
marketing berfokus pada Kelompok/individu yang dipandang memiliki permasalahan
secara sosial.
Persamaan dari kedua konsep
pemasaran tersebut ialah
(1) berorientasi pada konsumen,
(2) berpondasi pada teori pertukaran (exchange
theory),
(3) penggunaan riset pemasaran,
(4) segmentasi audience,
(5) terfokus pada integrasi marketing mix (4P).
Social marketing menggunakan 4 alat
utama dalam marketing (4P) untuk mempengaruhi target pasar yaitu:
1. Product,
2.
Place,
3.
Promotion dan
4. Price atau
lebih dikenal dengan Marketing Mix. (Kotler, 2002: 7).
Garis besar pelaksanaan social marketing berada pada 4
lingkup.
1. Peningkatan kesehatan,
Ex: penggunaan tembako (1 diantara 4 orang dewasa
diatas 18 merokok), kanker payudara (lebih dari 20% wanita usia 50 tahun keatas
terinfeksi kanker payudara), kesehatan mulut (anak sekolah diatas usia 9 tahun
bermasalah dengan gigi)
2. Keselamatan (injury prevention),
Ex: mabuk dan mengemudi (16.068 kematian diakibatkan
pengemudi yang mabuk), Pelecehan seksual (8% gadis SMA berkata ya ketika
ditanyakan apakah pacar pernah memaksakan hubungan seksual diluar kemauan),
3. Perlindungan lingkungan
Ex: hujan asam (di Asia, emisi sulfur dioksida
meningkat tiga kali lipat pada tahun 2010), pengurangan sampah (tahun 1999 dari
374.631.000 ton samapah hanya 31% yang didaur ulang).
4. Keterlibatan Komunitas/masyarakat,
4. Keterlibatan Komunitas/masyarakat,
Ex: Donasi organ (tahun 2001, lebih dari 75.000 pasien
menunggu untuk donor organ), donor darah (kurang dari 5% masyarakat Amerika
yang sehat besedia mendonorkan darah tiap tahun), Pelanggaran hak cipta
(masyarakat indonesia masih banyak yang menggunakan sistem operasi illegal/bajakan)
Marketing tidak hanya satu-satunya
jalan dalam mempengaruhi atau merubah perilaku publik. Selain konsepsi
marketing hal lain yang mampu melaksanakan proses tersebut adalah (Kotler 2002:
17-19):
1.Teknologi,
Terkadang inovasi teknologi ataupun peralatan tambahan lain mampu mendukung perubahan perilaku ataupun memberikan kontribusi signifikan terhadap isu sosial. Ex: beberapa mobil memiliki sabuk pengaman otomatis yang dipakai penumpang ketika pintu ditutup, beberapa sistem opearasi yang menolak (mencegah) adanya fungsi copy disk (sistem pada bluray)
2.Ekonomi,
Perilaku seringkali berubah akibat adanya tekanan ekonomi yang intensif. Ex: peningkatan pajak rokok, penggunaan sistem operasi open source dalam berbagai perusahaan.
3.Legalisasi/Politis/Pembuatan Kebijakan,
Terkadang inovasi teknologi ataupun peralatan tambahan lain mampu mendukung perubahan perilaku ataupun memberikan kontribusi signifikan terhadap isu sosial. Ex: beberapa mobil memiliki sabuk pengaman otomatis yang dipakai penumpang ketika pintu ditutup, beberapa sistem opearasi yang menolak (mencegah) adanya fungsi copy disk (sistem pada bluray)
2.Ekonomi,
Perilaku seringkali berubah akibat adanya tekanan ekonomi yang intensif. Ex: peningkatan pajak rokok, penggunaan sistem operasi open source dalam berbagai perusahaan.
3.Legalisasi/Politis/Pembuatan Kebijakan,
Terkadang jika semuanya gagal, hukum harus berfungsi
lebih ketat. Ex: pada beberapa negara rooler coster hanya diperuntukkan pada
anak diatas 8 tahun dan berat 80 pounds, pengesahan undang-undang hak cipta
serta pemberian hukuman yang tegas terhadap pelanggaran hak cipta.
4.Pendidikan,
Walaupun garis antara social marketing dengan pendidikan sejalan, sirngkali dilihat bahwa pendidikan merupaan alat utama bagi sosial marketer tapi tidak dapat bekerja sendiri. Sering kali pendidikan digunakan untuk mengkomunikasikan informasi dan menciptakan kemampuan, tapi tidak memberikan atansi yang sama dalam perubahan perilaku. Biasanya hanya bergerak pada 1 alat marketing yaitu promosi. Ex : Informasi penyebaran AIDS, Informasi terhadap penggunaan sistem operasi berbasis open source.
Walaupun garis antara social marketing dengan pendidikan sejalan, sirngkali dilihat bahwa pendidikan merupaan alat utama bagi sosial marketer tapi tidak dapat bekerja sendiri. Sering kali pendidikan digunakan untuk mengkomunikasikan informasi dan menciptakan kemampuan, tapi tidak memberikan atansi yang sama dalam perubahan perilaku. Biasanya hanya bergerak pada 1 alat marketing yaitu promosi. Ex : Informasi penyebaran AIDS, Informasi terhadap penggunaan sistem operasi berbasis open source.
Perbedaan Antara Sosial Marketing dan Komersial
Sosial Marketing
|
Komersial Marketing
|
Bertujuan menganjurkan perilaku baik
|
Bertujuan mencari uang
|
Didanai oleh pajak dan donasi
|
Didanai oleh investasi
|
Mengutamakan akuntabilitas publik
|
Mengutamakan akuntabilitas swasta
|
Kinerja sulit diukur
|
Kinerja diukur dengan profit dan pangsa pasar
|
Bertujuan pada perilaku jangka panjang
|
Bertujuan pada perilaku jangka pendek
|
Sering menawarkan perilaku yang kontroversial
|
Menghindari produk atau jasa yang aksesible
|
Sering memilih sasaran yang berisiko tinggi
|
Hanya memilih sasaran yang aksesible
|
Pembuatan keputusan partisipatf
|
Pembuatan keputusan hirarkis
|
Hubungan berdasarkan kepada kepercaaan
|
Hubungan berdasarkan persaingan
|
Sumber: Kotler, Philip. Ned Roberto. Nancy Lee. 2002. Social Marketing: Improving The Quality of Life Second Edition. Sage Publications, Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar